Menu

Mode Gelap
Sebuah Motor Terbakar di Jalan I Gusti Ngurah Rai Palu Ganda Putra dan Campuran Indonesia, Siap Tarung di Asia Mixed Team Championships 2025 Diduga Hirup Gas Beracun, 3 Warga Asal Desa Loli Meninggal Dalam Kapal Tongkang Pasca Renovasi, Pintu Utama Untad Tampil Baru Maudy Ayunda Lewat “Now Do You” Isi OST Untuk Film asal Korea “You Are The Apple Of My Eye” Menteri ATR/BPN Pastikan, Kebakaran di Kantor Kementerianya Murni Musibah

Nasional

Tanpa Uang Saku dan Puslatda, Atlet Difabel Sulteng Raih Emas di Peparnas Ke XVII Solo

badge-check


					Tanpa Uang Saku dan Puslatda, Atlet Difabel Sulteng Raih Emas di Peparnas Ke XVII Solo Perbesar

Atlet difabel cabang olahraga para tenis meja, Zuhria H Bahnan (Foto : Istimewa)

Pertigasulteng.com, Solo – Atlet difabel cabang olahraga para tenis meja, Zuhria H Bahnan meraih medali emas bagi Kontingen Sulawesi Tengah di ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII-2024 di Solo Jawa Tengah.

Atlet difabel klasifikasi 7 asal Tolitoli ini berhasil menang dalam dua kali pertandingan atas Jawa Tengah dan Kaltim, Selasa malam (8/10/2024) di GOR Bung Karno Sukoharjo Jawa Tengah.

Medali emas cabor tenis meja ini menjadi medali pertama kontingen Sulteng dari empat cabang olahraga yang diikuti.
Upacara penghormatan pemenang (UPP) dilaksanakan Rabu (9/10).

Ketua Kontingen Peparnas Edison Ardiles mengatakan Sulteng dengan kekuatan sembilan atlet berhasil meraih medali emas

“Kita masih ada peluang medali cabor lain,” ujar Edison.

Sayangnya pada Peparnas kali ini, Sulteng hanya memberangkatkan 9 atlet dari 14 atlet karena keterbatasan anggaran sehingga potensi menjadi terbatas.]

Sementara itu Zuhria mengaku bersyukur pencapaiannya kali ini. Medali emas di Solo ini menambah catatan prestasi yang sama sebelumya diraih pada Peparnas Papua.

Khusus di Peparnas Ke 17 yang digelar di Solo Tahun ini, sesungguhnya lebih berat tantantangannya, karena Ia Pribadi harus meninggalkan ketiga anaknya yang berusia 5 tahun, 2 tahun dan yang paling bungsu berusia 4 bulan yang masih menyusu.

“Jadi saya harus memompa asi saya banyak-banyak supaya cukup saat saya bertanding di Peparnas,” kata Zuhria usai pertandingan.

Disamping itu, perjuangan Zuhria makin berat karena berangkat ke Solo tanpa uang saku untuk ditinggal kepada anak-anaknya.

Berbanding terbalik dengan atlet PON yang digembleng 72 hari dan mendapat honor Puslatda, atlet Peparnas Sulawesi Tengah harus mengeluarkan biaya sendiri untuk latihah.

“Makan selama latihan sebulan itu biaya sendiri, semua sendiri,” kata Zuhria.

Zuhria pun berharap, Perlakuan yang setara terhadap para atlet baik itu untuk atlet normal maupun difabel.

Termasuk untuk urusan bonus, Ia berharap dapat setara dengan atlet PON.

“Kalau bisa setara,” kata Zuhria berharap bonus Peparnas tahun ini. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Sebuah Motor Terbakar di Jalan I Gusti Ngurah Rai Palu

12 Februari 2025 - 05:48 WITA

Ganda Putra dan Campuran Indonesia, Siap Tarung di Asia Mixed Team Championships 2025

11 Februari 2025 - 06:47 WITA

Pasca Renovasi, Pintu Utama Untad Tampil Baru

10 Februari 2025 - 09:08 WITA

Maudy Ayunda Lewat “Now Do You” Isi OST Untuk Film asal Korea “You Are The Apple Of My Eye”

10 Februari 2025 - 05:04 WITA

Menteri ATR/BPN Pastikan, Kebakaran di Kantor Kementerianya Murni Musibah

10 Februari 2025 - 04:13 WITA

Trending di Berita Hari Ini